Kritik Sosial dan Politik Warnai Hammersonic Festival 2018

Selasa, 24 Juli 2018 - 09:32 WIB
Kritik Sosial dan Politik...
Kritik Sosial dan Politik Warnai Hammersonic Festival 2018
A A A
JAKARTA - Festival musik heavy metal tahunan Magnumotion Hammersonic Festival 2018 menjadi ajang tahunan yang tak terlewatkan bagi metalhead (pencinta musik metal). Dihelat di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta, Minggu (22/7/2018), festival musik metal terbesar di Asia Tenggara ini menyuguhkan aksi panggung gila 38 musisi pengusung musik underground terbaik di Indonesia dan dunia.

Menariknya, tak hanya beraksi di atas panggung, para musisi ini juga menyelipkan kritik atau pun pesan sosial di sela penampilannya. Tema kritikan mereka pun beragam dan menggambarkan keprihatinan atas kondisi zaman sekarang dari pembelaan terhadap hak-hak hewan, nasionalime, antikapitalisme, sampai antirasisme.

Dari itu semua, kritikan paling pedas, berkesan dan mendapatkan respons positif penonton adalah apa yang disampaikan band Brujeria, band kontroversial asal Meksiko. Di atas panggung, mereka bercerita tentang apa yang terjadi di negara mereka sejak Donald Trump berkuasa sebagai presiden Amerika Serikat, yang berbatasan langsung dengan Meksiko.

Presiden negeri Paman Sam Amerika Serikat tersebut belum lama ini mengeluarkan peraturan yang dianggap kontroversial yakni peraturan yang memisahkan imigran dengan anak-anaknya. Sebelumnya, Trump juga memunculkan wacana membangun dinding di sepanjang perbatasan kedua negara.

"Kami sudah berkeliling dunia dan di manapun berada, kami menyuarakan protes keras tethadap kebijakan-kebijakan Donald Trump. Di sini di Indonesia, kami juga ingin meneriakannya," ujar mereka.

Sementara, Marjinal, band bergenre punk, mengangkat isu politik lewat lagu-lagu mereka. Band yang kerap mengangkat isu sosial politik hingga penindasan kaum buruh begitu apik diatas panggung dengan irama punk rock khas Marjinal yang pasti membuat penonton terhibur. Palestina, Negeri Ngeri, Marsinah hingga Hukum Rimba pun ditampilkan di atas Sonic Stage.

Lain halnya dengan band asal Majalengka, Kameradz, yang mentas menjelang hari gelap. Kameradz membuka penampilannya dengan pembacaan puisi soal takhayul pembangunan dan soal ketidakadilan yang merurikan kaum miskin dan masyarakat petani. Kritik mereka selaras dengan kondisi terkini di Majalengka. Aksi paling menarik perhatian dari Kameradz boleh jadi adalah saat mereka menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa dengan aransemen khas hardcore yang tak dapat dimungkiri terasa begitu menggetarkan.

Sementara band punk rock legendaris dunia asal Amerika Serikat, Dead Kennedys, tetap tampil dengan pakem bermusiknya yang menyampaikan semangat kesetaraan dan antirasisme. Semua disampaikan dengan pembawaan kocak sang vokalis Ron “Skip” Greer.

Sang drummer D.H. Peligro mendapatkan kesempatan berbicara saat jeda lagu sembari memainkan drumnya. Di depan ribuan penonton Hammersonic, Peligro menyinggung isu homofobia agama hingga rasisme.

Di antara semua vokalis band pengisi acara, Ron Greer merupakan sosok yang paling komunikatif di atas panggung. Bahkan setelah turun panggung, saat tubuhnya masih bersimbah peluh, dia menghabiskan hampir 30 menit untuk menyapa penonton dan melayani ajakan foto bareng sampai puas.

Penampilan nyeleneh kembali dihadirkan oleh band rock asal kota kembang Bandung KOIL kala membawakan lagu Nyanyikan Lagu Perang. Di penghujung lagu, Otong membanting-banting gitar. Aksi banting gitar itu kembali dilakukan oleh vokalis pemilik nama lahir Raden Mas Julius Aryo Verdijantoro Otong di Hammersonic 2018. Ada dua gitar Flying V yang dibanting Otong hingga hancur lebur.

Selain membanting gitar, Otong juga kembali bermurah hati membagikan gitar kepada salah seorang penonton yang berulang tahun. Sebelum tampil, Otong memang sudah mengatakan akan memberikan gitar ke penonton sebagai nazar tampilnya In Flames ke Hammersonic.

Lagu-lagu yang dibawakan KOIL di Hammersonic 2018 hampir tak jauh berbeda dengan konser mereka pada umum. Lagu-lagu seperti Aku Lupa Aku Luka, Mendekati Surga hingga Kenyataan Dalam Dunia Fantasi masih menjadi andalan dalam aksi panggung KOIL.

Hammersonic masih menjadi salah satu tontonan yang paling dinantikan metalhead. Sejak gerbang masuk lokasi acara di Pantai Karnaval Ancol dibuka pukul 09.00 WIB, sedikit demi sedikit, kaum kaus hitam berdatangan. Meski cuaca siang itu begitu terik, para pengisi acara tak pernah berhenti mengajak penonton bergoyang bersama di arena moshpit di depan panggung.

Tahun ini, pihak penyelenggara menghadirkan tiga panggung dalam Hammersonic 2018. Main Stage yang menjadi panggung untuk deretan pengisi acara utama serta dua panggung yang lebih kecil yaitu Hammer Stage dan Sonic Stage yang diisi band-band dalam dan luar negeri, tentu dengan kekuatan audio yang juga tak sekencang panggung utama.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2324 seconds (0.1#10.140)